TIMNAS

Bahrain: Serangan Siber Penggemar Indonesia Tidak Sesuai dengan Norma Islam!

695

Riffa – Bahrain mengecam keras serangan siber dan ancaman yang dilakukan oleh sejumlah fans Timnas Indonesia. Mereka menilai tindakan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Sebagai buntut dari insiden ini, Timnas Bahrain menolak untuk bermain di Indonesia pada laga kualifikasi Piala Dunia 2026 yang dijadwalkan berlangsung pada Maret mendatang. Penolakan ini terjadi setelah serangan siber yang diterima dari para pendukung Garuda, yang masih kecewa dengan hasil imbang 2-2 pada laga sebelumnya di Bahrain. Tim tuan rumah mencetak gol penyeimbang pada menit ke-90+9, yang melebihi tiga menit dari waktu injury time yang diberikan.

Kekecewaan fans Indonesia tercermin dalam banjir komentar negatif di akun media sosial Timnas Bahrain dan para pemainnya. Bahkan, akun yang terkait dengan Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA) diklaim menjadi sasaran peretasan.

BFA mengutuk keras serangan siber ini dan menuduh bahwa beberapa penggemar Indonesia turut mengirimkan ancaman pembunuhan kepada pemain Bahrain melalui media sosial. Menurut BFA, perilaku tersebut tidak mencerminkan ajaran Islam yang dianut mayoritas masyarakat Indonesia.

“Asosiasi Sepak Bola Bahrain mengecam keras sikap tak bertanggung jawab dari fans Timnas Indonesia di dunia maya. Website, akun media sosial, serta sistem komunikasi elektronik asosiasi menjadi target hinaan, makian, ancaman, dan upaya peretasan yang sangat tidak bisa diterima. Tindakan ini tidak mencerminkan semangat olahraga yang seharusnya mempersatukan masyarakat dunia, terutama dalam sepak bola,” demikian pernyataan resmi dari BFA.

Lebih lanjut, BFA menyatakan kekecewaan mendalam atas kampanye negatif ini, yang menurut mereka tidak hanya bertentangan dengan prinsip dan norma Islam, tetapi juga mencemarkan tujuan mulia sepak bola internasional. Mereka juga mengancam akan bekerja sama dengan organisasi-organisasi HAM, Islam, dan asosiasi jurnalis internasional untuk mengusut serangan ini dan menyoroti risiko yang dihadapi tim mereka.

“Asosiasi menegaskan penolakannya terhadap serangan siber, ancaman, dan kampanye ofensif ini. Kami akan melibatkan berbagai organisasi internasional untuk menjadi saksi atas risiko yang ditimbulkan serta dampak negatif dari kampanye ini terhadap sepak bola internasional, yang seharusnya mengutamakan nilai-nilai saling menghormati dan sportivitas,” demikian pernyataan akhir dari BFA.

Exit mobile version